Kamis, 12 Januari 2012

Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR),  sebuah teknologi untuk menampilkan objek virtual dalam dunia nyata dengan program komputer, menjadi salah satu topik hangat pada satu dasawarsa ini. Aplikasi advance, seperti Sixth Sense,  game Play Station Eye of Judgement, atau aplikasi Kompas Augmented Reality, adalah tiga dari sekian banyak aplikasi AR yang tersebar di seluruh dunia. Selain aplikasi sains, AR juga digunakan dalam pendidikan, media pariwara (Gambar 1), real-time building map, serta virtual museum.



Milgram et al. [1] membuat beberapa klasifikasi yang membedakan area penilitian Mixed Reality (lihat Gambar 2). Klasifikasi ini, dalam papernya, disebut sebagai “Reality-Virtuality Continuum”. Di bagian kiri, Milgram et al. meletakkan semua aplikasi yang menampilkan objek nyata, tanpa objek tambahan yang diciptakan dengan perangkat lunak komputer, sebagai aplikasi yang menampilkan “real environment”. Hampir sebagian besar aplikasi computer vision digolongkan dalam tipe aplikasi pertama.  Di bagian kanan, semua aplikasi yang menampilkan objek virtual murni digolongkan sebagai “virtual reality” (VR). Aplikasi VR yang sering dijumpai adalah driving simulator atau war simulator. Di bagian tengah, terdapat “augmented reality” dan “augmented virtuality”. Sebuah aplikasi digolongkan sebagai aplikasi  “augmented reality” apabila aplikasi tersebut menampilkan lebih banyak objek nyata dibandingkan objek virtual. Di sisi lain, sebuah aplikasi dimasukkan dalam klasifikasi “augmented virtuality” apabila menampilkan lebih banyak objek virtual dibandingkan objek nyata. Contoh aplikasi augmented virtuality adalah program tayangan berita di televisi, di mana pembaca berita duduk di depan layar hijau (greenzone), kemudian secara elektronis ditayangkan di televisi dengan latar belakang tertentu yang berbeda dengan latar belakang asli.
Gambar 2. Reality-Virtuality Continuum
Salah satu pustaka berbasis C/C++ yang sering digunakan sebagai framework untuk membangun aplikasi AR adalah ARToolKit [2]. Pustaka ini dikembangkan oleh Dr. Hirokazu Kato, dan pengembangannya didukung oleh Human Interface Technology Laboratory (HIT Lab) di University of Washington-USA, HIT Lab NZ di University of Canterbury, New Zealand, and ARToolworks, Inc, di Seattle-USA. Aplikasi dasar yang tersedia dalam contoh program ARToolKit adalah proyeksi objek tiga dimensi (3D) pada sebuah card / marker (Gambar 3). Saat user menggerakkan marker, objek 3D yang terproyeksi di atas marker tersebut akan mengikuti gerakan marker, seolah-olah objek tersebut “tertempel” di atas marker. Salah satu kesulitan dalam pengembangan aplikasi AR adalah menentukan sudut pandang (viewpoint) dari user. Untuk menentukan sudut pandang user, kita harus mengetahui ke arah mana user melihat lingkungan nyata.
Gambar 3. Mengeksekusi contoh program ARToolKit
Di Indonesia, pengembangan aplikasi ini mulai menunjukkan ‘geliat’-nya. Selain aplikasi komersial yang dikembangkan oleh Augmented Reality Indonesia [3], beberapa blog tutorial berbahasa Indonesia [4, 5] juga menampilkan artikel-artikel menarik. Beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia pun mulai memasukkan Augmented Reality sebagai salah satu tema penelitian, meskipun sebagian besar masih berkisar di seputaran aplikasi terapan.


contoh program:





















0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites